Jangan Buru-buru Menikah! Ini Dia Dampak Pernikahan Dini

Pernikahan dini di Indonesia adalah fenomena umum yang banyak terjadi. Berdasarkan data yang dipublikasi oleh UNICEF, jumlah wanita yang menikah di bawah usia 18 tahun di Indonesia menempati peringkat ke-empat sedunia.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.

Dampak Pernikahan Dini

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, pernikahan dini dapat berdampak terhadap pencapaian pendidikan, pendapatan, kesehatan fisik, reproduksi, mental, pengalaman kekerasan, dan kemungkinan perceraian. Secara lebih rinci, berikut adalah dampak dari pernikahan dini:

1. Terhambatnya Capaian Pendidikan

Meskipun angka pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, pernikahan dini dapat menjadi faktor penghambat dari capaian pendidikan seseorang. Berdasarkan penelitian, anak yang menikah di bawah usia 18 tahun memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar untuk putus sekolah dan empat kali lebih kecil kemungkinannya untuk menyelesaikan kuliah.

2. Berkurangnya Pendapatan Finansial

Selain menghambat capaian pendidikan formal, pernikahan dini juga dapat berdampak buruk terhadap pendapatan finansial masa depan, khususnya bagi wanita. Mereka yang menikah di usia produktif atau menunda pernikahan memiliki kemungkinan hidup sejahtera lebih besar daripada wanita yang menikah di bawah usia 18 tahun.

3. Kesehatan Fisik dan Reproduksi

Pernikahan dini memiliki dampak negatif pada berbagai aspek kesehatan wanita, termasuk kemungkinan mereka untuk memiliki anak dalam jarak yang dekat. Wanita yang menikah di bawah usia 18 tahun memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan anak dengan jarak sangat dekat, kelahiran yang dekat ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Selain itu, wanita di bawah usia 18 tahun belum siap secara reproduksi untuk berhubungan dan memiliki keturunan.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi, pernikahan dini juga dapat berdampak terhadap kesehatan fisik jangka panjang. Wanita (tetapi tidak pria) yang menikah sebelum usia 19 tahun memiliki risiko 23 persen lebih besar untuk terkena diabetes atau kanker atau terkena serangan jantung atau stroke (Dupre & Meadows, 2007).

4. Kesehatan Mental

Berdasarkan penelitian, pernikahan dini dapat memengaruhi kesehatan mental wanita. Wanita yang menikah sebelum usia 18 tahun memiliki risiko 43 persen lebih tinggi untuk terkena gangguan depresi mayor, gangguan yang paling umum, dan hampir tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan kepribadian antisosial dalam hidup mereka (Le Strat et al., 2011).

5. Mengalami Kekerasan

Meskipun dampak pernikahan dini terhadap kemungkinan mengalami kekerasan dalam rumah tangga belum dibuktikan melalui analisis data, keadaan emosional yang belum stabil di usia remaja menyebabkan pasangan muda lebih rentan untuk melakukan kekerasan. Selain kestabilan emosi, kekerasan dalam rumah tangga juga terjadi karena perselisihan finansial dan seksual.

6. Perceraian

Penyebab perceraian yang paling banyak terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan. Keadaan emosional yang belum stabil saat menikah di usia muda menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya pertengkaran. Berdasarkan penelitian, empat dari lima pernikahan dini berakhir dengan perceraian.

Apabila Anda memiliki masalah kesehatan, Anda dapat segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter untuk mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.

Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.