Meskipun stres tidak dapat dihindari, apakah benar stres dapat menyebabkan kanker? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, sangat penting untuk membedakan efek stres langsung dari faktor-faktor yang memengaruhi risiko kanker secara tidak langsung. Ulasan berikut berdasarkan penelitian dan pendapat ahli.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Hubungan Stres dengan Kanker
Stres kronis yang berlangsung lama dapat memengaruhi sistem endokrin, imun, dan kardiovaskular, tetapi stres akut (jangka pendek) dapat meningkatkan kewaspadaan tanpa efek buruk jangka panjang.
Studi dari Harvard menjelaskan bahwa gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, terutama jenis yang paling agresif. Wanita dengan gejala PTSD yang parah memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan wanita yang tidak mengalami trauma.
Mitos atau Fakta
Stres tidak secara langsung "menyebabkan" kanker, tetapi mengalami stres atau keresahan dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko perubahan hormon dan pola hidup yang buruk. Akibatnya, mengelola stres adalah komponen penting dari pencegahan dan pengobatan kanker.
Beberapa mekanisme bagaimana stres berkepanjangan dapat berperan memicu kanker, antara lain:
- Dampak pada Sistem Imun:Stres jangka panjang dapat melemahkan sistem imun tubuh, sehingga tubuh lebih sulit memerangi sel-sel jahat yang dapat menjadi kanker. Stres juga dapat memengaruhi tingkat hormon seperti kortisol, yang bertanggung jawab atas regulasi inflamasi dan respons imun tubuh.
- Efek pada Hormon dan Sel: Kolesterol tinggi yang disebabkan oleh stres jangka panjang dapat mempercepat penuaan sel dengan memperpendek telomer, bagian pelindung di ujung DNA, yang meningkatkan risiko mutasi genetik yang terkait dengan kanker.
- Perilaku yang Memengaruhi Kesehatan: Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker termasuk merokok, mengonsumsi alkohol, dan makan makanan yang tidak sehat.
4. Mengelola Risiko Stres
Untuk mengurangi risiko kanker yang terkait dengan stres, langkah-langkah berikut bisa membantu:

- Relaksasi dengan metode seperti meditasi atau yoga.
- memberikan prioritas tinggi pada pola makan sehat dan aktivitas fisik.
- menjaga hubungan sosial yang positif dan mencari dukungan emosional.
- Jika stres menjadi berkelanjutan dan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, konsultasikan dengan dokter Anda.
Meskipun stres bukan penyebab utama kanker, mengelola stres adalah bagian penting dari gaya hidup sehat untuk mencegah kanker dan penyakit kronis lainnya.
Sebaiknya Anda juga berkonsultasi dengan psikolog agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7466429/#s5
https://www.health.harvard.edu/cancer/prolonged-stress-may-increase-the-risk-of-death-from-cancer
https://cancer.ca/en/cancer-information/reduce-your-risk/myths-and-controversies/does-stress-cause-cance
https://www.cancer.gov/about-cancer/coping/feelings/stress-fact-sheet
