Dilansir dari CNN Indonesia, saat ini penyakit Kusta di Indonesia telah menduduki urutan ketiga di dunia. atau penyakit Hansen masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia. Menurut data WHO, Indonesia masuk dalam tiga besar negara dengan jumlah kasus baru kusta terbanyak, bersama India dan Brasil. Padahal, penyakit ini bisa disembuhkan bila dikenali sejak dini dan ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis. Bakteri ini menyerang kulit, saraf tepi, mata, dan saluran pernapasan atas. Penularannya terjadi melalui percikan droplet dari hidung atau mulut penderita yang belum diobati. Namun, kusta tidak mudah menular. Dibutuhkan kontak erat dan berkepanjangan agar seseorang bisa terinfeksi. Daya tahan tubuh yang baik juga membuat sebagian besar orang tetap sehat meski pernah terpapar.
Beberapa faktor membuat kusta masih menjadi masalah kesehatan di tanah air. Stigma dan diskriminasi menyebabkan banyak penderita enggan berobat atau menutup diri. Gejalanya juga sering disalah artikan sebagai penyakit kulit biasa, sehingga banyak kasus baru ditemukan saat sudah parah. Selain itu, kurangnya deteksi dini dan edukasi masyarakat membuat penularan tetap berlanjut.
Waspadai Gejala Kusta
Gejala kusta tidak muncul cepat. Pada sebagian orang, butuh waktu bertahun-tahun bahkan hingga dua dekade setelah terinfeksi. Itulah mengapa kusta sering tidak disadari hingga gejalanya berkembang.
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Bercak kulit berwarna pucat atau kemerahan yang mati rasa.
- Nodul atau benjolan pada kulit.
- Kulit menebal, kering, atau muncul luka yang tidak terasa sakit.
- Hilangnya alis atau bulu mata.
- Mati rasa pada tangan, kaki, atau wajah.
- Saraf yang menebal disertai kelemahan otot.
- Gangguan pada hidung seperti tersumbat atau mimisan.
- Masalah pada mata yang bila tidak ditangani bisa berujung kebutaan.
Jika tidak segera ditangani, kusta dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelumpuhan, deformitas pada tangan dan kaki, luka kronis, hingga kerusakan wajah.
Diagnosis kusta umumnya dilakukan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari bercak kulit yang mati rasa, saraf yang menebal, atau kelemahan otot. Dalam kasus tertentu, pemeriksaan laboratorium seperti slit-skin smear atau biopsi diperlukan untuk memastikan keberadaan bakteri penyebab kusta.

Pengobatan Kusta
Kabar baiknya, kusta bisa disembuhkan. WHO merekomendasikan Multidrug Therapy (MDT), yaitu kombinasi antibiotik yang tersedia gratis di banyak negara, termasuk Indonesia. Untuk kusta ringan, pengobatan cukup menggunakan rifampisin dan dapsone. Sementara pada kusta yang lebih berat, ditambahkan klofazimin. Lama pengobatan berkisar antara enam bulan hingga dua tahun, tergantung tingkat keparahan.
Setelah memulai pengobatan, penderita tidak lagi menularkan penyakit. Inilah alasan mengapa deteksi dini sangat penting, agar pasien bisa segera mendapatkan terapi sebelum timbul komplikasi. Kusta bukanlah kutukan, melainkan penyakit menular yang dapat diobati dengan terapi yang tepat. Tantangan terbesar di Indonesia bukan hanya jumlah kasus, melainkan juga stigma, keterlambatan diagnosis, dan kurangnya edukasi.
Namun jika Anda mengalami keluhan yang lebih serius, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/leprosy
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559307/
https://www.cdc.gov/leprosy/about/index.html
