Baru-baru ini viral berita tentang Tom Lembong di persidangan terkait gula rafinasi. Gula rafinasi yang langsung dikonsumsi saat persidangan untuk membuktikan dampak dari gula rafinasi terhadap tubuh. Namun banyak yang masih belum mengetahui gula rafinasi dan perbedaannya dari gula alami.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Gula Rafinasi
Gula rafinasi adalah gula yang telah melalui proses pemurnian dari bahan dasarnya, seperti tebu atau bit gula, untuk menghasilkan sukrosa murni. Contoh gula rafinasi yang umum antara lain gula pasir putih, gula kastor, sirup jagung tinggi fruktosa (high fructose corn syrup), dan gula bubuk (icing sugar). Berbeda dengan gula alami seperti madu, gula kelapa, atau gula aren yang masih mengandung mineral dan antioksidan dalam jumlah kecil, gula rafinasi murni hanya memberikan kalori tanpa nutrisi tambahan. Inilah sebabnya mengapa gula rafinasi sering disebut sebagai kalori kosong.
Menurut Cancer Center, gula rafinasi dibuat dengan mengekstraksi sari tebu atau bit, kemudian melalui serangkaian proses kimia untuk menghilangkan molases, kotoran, serta pewarna alami hingga tersisa kristal sukrosa murni yang berwarna putih bersih. Pada tahap akhir, gula akan disaring, dikristalkan ulang, dan dikeringkan sebelum dikemas untuk didistribusikan. Proses ini membuat rasanya netral dan stabil dalam berbagai produk makanan.
Dampak Gula Rafinasi terhadap Tubuh
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine (PMC), berikut beberapa dampaknya terhadap tubuh, antara lain:
1. Meningkatkan Risiko Obesitas
Gula rafinasi menambah asupan kalori tanpa memberikan rasa kenyang yang bertahan lama. Ketika dikonsumsi berlebihan, gula ini akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak, terutama di daerah perut, sehingga meningkatkan risiko obesitas.
2. Memicu Resistensi Insulin dan Diabetes Tipe 2
Asupan gula rafinasi yang tinggi menyebabkan lonjakan gula darah secara cepat. Jika terus-menerus terjadi, pankreas akan bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin, dan lama-kelamaan sel tubuh menjadi kebal terhadap insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Konsumsi gula rafinasi berlebih berkaitan dengan peningkatan trigliserida, peradangan kronis, tekanan darah tinggi, dan akumulasi lemak visceral, yang kesemuanya merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
4. Berkaitan dengan Kanker Tertentu
Studi dalam jurnal PMC menyebutkan bahwa pola makan tinggi gula rafinasi dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan mekanisme pastinya. Namun, hubungan antara obesitas akibat gula berlebih dan kanker sudah cukup kuat dibuktikan.
5. Berdampak pada Kesehatan Gigi dan Mulut
Gula rafinasi mudah difermentasi oleh bakteri mulut, menghasilkan asam yang merusak enamel gigi dan menyebabkan karies serta gigi berlubang.

6. Mengganggu Keseimbangan Mikrobiota Usus
Menurut Healthline, gula rafinasi juga dapat mengubah komposisi bakteri baik di usus, memicu peradangan, dan memengaruhi kesehatan sistem imun secara keseluruhan.
Apakah Gula Alami Lebih Baik
Gula alami seperti madu, gula kelapa, dan sirup maple memang mengandung sedikit vitamin, mineral, atau antioksidan, tetapi pada dasarnya tetap berupa gula yang memberikan efek serupa pada kadar glukosa darah jika dikonsumsi berlebihan. Namun, jika dibandingkan dengan gula rafinasi murni, gula alami cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan proses pembuatan yang minimal sehingga nutrisinya tidak sepenuhnya hilang.
Konsumsi gula rafinasi secara berlebihan meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga masalah kesehatan gigi. Oleh karena itu, penting untuk selalu membatasi asupan gula rafinasi harian sesuai anjuran WHO, yaitu maksimal 5-10% dari total kalori harian, dan lebih bijak memilih sumber karbohidrat kompleks serta gula alami yang minim proses untuk kesehatan jangka panjang.
Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://food.detik.com/info-sehat/d-7999875/beda-gula-rafinasi-yang-dimakan-tom-lembong-dengan-gula-alami
https://www.cancercenter.com/community/blog/2022/10/natural-vs-refined-sugars-what-is-the-difference
https://www.healthline.com/nutrition/refined-sugar
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9519493/
