Sleepwalking pada anak umumnya lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa. Anak dengan gejala gangguan tidur ini akan berjalan kemanapun setelah tertidur selama satu atau dua jam. Meskipun demikian, saat mengalami sleepwalking, anak akan sulit untuk disadarkan dan merasa bingung saat sadar. Merekapun kadang tidak mengingat apa yang mereka lakukan. Tapi apa sebenarnya penyebab dari sleepwalking ini?
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut
Apa Itu Sleepwalking?
Sleepwalking atau yang biasa disebut somnabulism adalah sebuah kebiasaan yang terjadi dimana orang akan bangun dan berjalan atau melakukan aktivitas lainnya di malam hari. Kebiasaan ini bisa berupa duduk di tempat tidur secara tiba-tiba, berjalan ke luar kamar, serta membuka pintu lemari dan buang air kecil di sana. Umumnya, orang yang mengalami sleepwalking tidak akan ingat dengan apa yang dilakukan.
Penyebab Sleepwalking pada Anak
Sleepwalking umumnya terjadi karena beberapa faktor seperti riwayat genetik dari orang tua. Apabila Anda atau pasangan memiliki kebiasaan sleepwalking maka anak Anda akan memiliki kecenderungan tersebut. Tidak hanya itu, gejala ini juga dapat disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur, kurang tidur, demam atau sakit, efek pengobatan tertentu dan stres.
Gejala ini umumnya dialami oleh anak-anak yang berusia antara 4 hingga 8 tahun. Di beberapa kasus gejala ini hilang ketika memasuki pubertas dan dapat kembali lagi ketika memasuki fase dewasa.
Penanganan Sleepwalking
Ketika anak Anda mengalami sleepwalking, Anda dapat melakukan beberapa tips berikut:
1. Jangan Bangunkan Anak Anda
Hal ini karena ketika membangunkan anak Anda dari sleepwalking, mereka akan merasa kaget dan bingung dengan yang terjadi. Lebih baik bimbing anak Anda untuk kembali ke tempat tidurnya dengan aman.
2. Kunci Semua Jendela dan Pintu Rumah
Kebiasaan ini dapat membahayakan apabila jendela dan pintu di dalam rumah tidak dikunci dengan baik, terutama yang berada di dalam kamar anak Anda. Anda juga bisa memasang bel di pintu kamarnya sehingga Anda bisa lebih sadar bahwa anak Anda sedang mengalami sleepwalking.

3. Hindari Penggunaan Tempat Tidur Susun
Ketika anak Anda memiliki kebiasaan sleepwalking, sebaiknya hindari penggunaan tempat tidur susun untuk mencegah terjatuh dari tempat tidur. Anda juga dapat menyingkirkan barang-barang berbahaya dan pecah belah dari sekitar tempat tidurnya.
4. Gunakan Karpet di Lantai Kamar Anak
Anda dapat memasang karpet di lantai kamarnya untuk menjaganya agar tidak terluka saat terjatuh ketika mengalami sleepwalking.
Apabila anak Anda mengalami sleepwalking secara rutin, menyebabkannya mengantuk sepanjang hari, dan melakukan aktivitas yang berbahaya, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://kidshealth.org/en/parents/sleepwalking.html
https://riseandshine.childrensnational.org/what-you-need-to-know-about-sleepwalking-in-children/
https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Sleepwalking/
