Pasti para orang tua pernah mengalami fase dimana anak enggan untuk bergabung dengan teman-temannya di tengah keramaian atau malah hanya memperhatikan sekitar? Pada fase ini, anak dipenuhi dengan rasa malu sehingga takut untuk berbaur dengan sekitarnya. Bahkan tidak jarang berujung mereka memilih untuk bermain sendiri dan menjauh dari kerumunan. Bagaimana cara orang tua menangani hal ini?
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Tips Mengatasi Anak yang Pemalu
Banyak anak pemalu terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka tidak bisa berhubungan dengan anak lain karena mereka merasa tidak nyaman dalam lingkungan sosial, mereka menghindari interaksi dengan teman sebayanya. Anak-anak lain sering kali menanggapi perilaku angkuh ini secara negatif. Dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menarik diri dari orang lain, anak pemalu lebih mungkin tidak disukai oleh teman sebayanya.
Anak yang pemalu juga cenderung memilih diam dan tidak dapat menyuarakan keinginannya dengan lantang. Mereka memerlukan rasa percaya diri dan merasa sangat sulit untuk meminta bantuan, terutama jika mereka mengalami kesulitan dengan sesuatu. Oleh karena itu, berikut beberapa tips bagi orang tua untuk membantu anak melewati fase ini:
1. Pahami Sifat Pemalu Anak
Tidak semua anak pemalu memiliki sifat pemalu yang sama. Sebagai orang tua, Anda perlu mengetahui apa yang melatarbelakangi sifat pemalu anak. Ada anak yang merasa cemas untuk berbicara karena mereka tidak tahu apa tanggapan yang akan diberikan, beberapa tidak suka berbicara di depan orang lain, yang lain hanya butuh waktu untuk merasa nyaman dengan orang dan situasi baru, dan ada yang hanya senang menjadi pengamat yang pendiam.
2. Hindari Melabeli Anak dengan Kata “Pemalu”
Semakin sering anak-anak mendengar diri mereka sendiri digambarkan sebagai "pemalu," semakin besar kemungkinan mereka akan memenuhi harapan itu. Jadi jika anak Anda tidak ingin berbaur dengan sekitarnya, cobalah untuk gunakan kata “ia sedang tidak ingin bermain dengan yang lain” atau apabila ia tidak menjawab pertanyaan kerabat atau gurunya, coba katakan bahwa anak Anda “sedang tidak ingin banyak berbicara”.
3. Dorong Anak untuk Berbaur
Ketika anak Anda menolak untuk berbicara dan berbaur dengan sekitarnya, Anda bisa coba untuk memberikan pengertian kepadanya. Mulailah dengan mengajarkan anak untuk belajar mengatakan apa yang diinginkan dan ajaklah anak Anda untuk berbaur dengan teman sebayanya di lingkungan rumah.

4. Berlatih dengan Bermain Peran
Beberapa anak pemalu tahu apa yang harus mereka minta, tetapi mereka kesulitan mengatakannya saat waktunya tiba. Latihlah contoh situasi dengan anak Anda. Tidak hanya itu berlatih dengan bermain peran ini juga dapat membantu anak Anda untuk siap menghadapi situasi yang tidak diduganya, dengan demikian mereka memiliki gambaran tentang apa yang diharapkan dan bagaimana bertindak saat mereka berada dalam situasi tersebut.
Apabila anak Anda mengalami kesulitan untuk berbaur dan berinteraksi, segera konsultasikan kondisi tersebut ke psikolog untuk mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://www.psychologytoday.com/us/blog/growing-friendships/201606/helping-your-shy-child
https://www.nytimes.com/article/kids-shyness-guide.html
https://www.understood.org/en/articles/10-ways-to-help-shy-children-self-advocate
