Kasus HIV Melonjak Naik, Waspada Penyebarannya!

December 05, 2024 | Amara

HIV AIDS, penyebaran HIV, penularan HIV, gejala HIV, cara mencegah HIV, yesdok, konsultasi, videocalldokter, 24jam.

Sepanjang tahun 2024, Januari-September, Kemenkes mencatat ada sekitar 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS. Kasus HIV lebih tinggi terjadi pada pria sebanyak 71% dan wanita sebanyak 29%.  Dengan rentang usia 20-24 tahun sebanyak 19% dan 25-40 sebanyak 60%. 

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut. 

Penyebaran HIV AIDS

Penyebaran HIV AIDS hanya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tertentu dari orang yang mengidap HIV AIDS. Cairan tubuh ini berupa darah, air mani, cairan vagina, dan cairan rektal. HIV juga dapat ditularkan kepada anak saat kehamilan dan persalinan. 

Berikut adalah berbagai cara penyebaran HIV AIDS:

1. Berhubungan Seksual dengan Penderita HIV

Berhubungan seksual vaginal dan anal tanpa pengaman dengan penderita HIV dapat menyebabkan penularan HIV. Seks anal lebih berisiko daripada seks vaginal untuk penularan HIV.

2. Berbagi Peralatan Narkoba Suntik

Menggunakan jarum suntik, spuit, atau peralatan suntik narkoba lainnya dengan penderita HIV dapat menyebabkan penularan karena barang-barang ini mungkin mengandung darah, dan darah dapat membawa HIV. Orang yang menyuntikkan hormon, silikon, atau steroid juga dapat tertular atau menularkan HIV dengan berbagi jarum suntik, spuit, atau peralatan suntik lainnya.

3. Melakukan Seks Oral 

Seks oral memiliki sedikit atau tidak ada risiko untuk tertular atau menularkan HIV. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui seks oral adalah sariawan, gusi berdarah, luka kelamin, dan adanya penyakit menular seksual (PMS) lainnya, yang mungkin terlihat atau tidak terlihat. Namun, risikonya masih sangat rendah, dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan seks anal atau vaginal.

4. Kehamilan 

Seorang ibu yang positif HIV dapat menularkan HIV ke bayinya selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Namun, penggunaan obat-obatan HIV dan strategi lain telah membantu menurunkan risiko penularan HIV perinatal meskipun persentasenya masih sangat kecil. 

Kasus Penularan HIV AIDS

Berdasarkan laporan yang ada di masyarakat, jumlah penularan HIV pada ibu hamil di Indonesia mencapai 0,23% atau 230.000 ibu hidup dengan HIV. Oleh karena itu, kasus penularan ini menjadi prioritas utama di Indonesia. Selama kehamilan, HIV dapat ditularkan melalui plasenta dan menginfeksi janin. Hal ini harus menjadi perhatian bagi para penderita HIV karena tidak hanya melalui kehamilan, saat fase menyusui pun bayi akan berisiko terinfeksi HIV dari sang ibu. 

Meskipun risiko infeksi ini sangat tinggi, ibu hamil dan dokter kandungannya dapat berusaha untuk mengurangi risikonya dengan mengonsumsi kombinasi obat anti-HIV selama kehamilan, berikan obat anti-HIV ini kebawa bayi, lakukan operasi caesar jika kadar HIV sang ibu tinggi, dan jangan menyusui. Dengan demikian, akan ada kemungkinan sang bayi untuk tidak tertular HIV.

Gejala HIV AIDS

Gejala HIV sangatlah bervariasi dan tergantung pada stadium infeksinya. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya yang bisa menunjukkan berbagai gejala. HIV menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, tetapi banyak yang tidak menyadari status mereka hingga stadium lanjut. Dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, orang mungkin tidak mengalami gejala. Yang lain mungkin mengalami penyakit seperti influenza, demam, sakit kepala, ruam kulit, sakit tenggorokan, dan penyakit lainnya yang menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh melemah. 

Selain itu, seseorang yang menderita HIV dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, diare, dan batuk. HIV juga dapat memicu beberapa penyakit serius lainnya apabila tidak ditangani dengan serius, seperti, tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, kanker lifoma dan sarkoma, hepatitis C, hepatitis B, dan mpox. 

YesDok Ads

Langkah Pencegahan HIV AIDS

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan infeksi HIV: 

1. Menggunakan alat kontrasepsi bagi pria dan wanita saat berhubungan seksual

2. Melakukan tes HIV dan infeksi menular seksual

3. Menjalani sunat medis sukarela pada pria

4. Menerapkan gaya hidup sehat dengan tidak menggunakan narkoba, khususnya menyuntikkan narkoba. 

5. Dokter juga dapat memberikan obat-obat pencegahan HIV, seperti, obat antiretroviral (ARV), termasuk Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) oral, cincin vagina dapivirine, dan cabotegravir suntik. 

Apabila Anda memiliki permasalahan kesehatan, sebaiknya Anda dapat segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter untuk mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.

Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.

Referensi

https://www.cdc.gov/hiv/causes/index.html 

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids 

https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/how-is-hiv-transmitted 

https://www.acog.org/womens-health/faqs/hiv-and-pregnancy  

YesDok Ads

Copyright © 2023 . All Rights Reserved by Yesdok.