Akhir-akhir ini, sering ditemukan beberapa virus yang jarang terdengar sebelumnya namun kini kembali menyerang masyarakat. Salah satunya yaitu kasus hantavirus, yang ramai diperbincangkan setelah muncul di Bandung, Jawa Barat. Namun, apa sebenarnya hantavirus dan bagaimana cara penularannya ke manusia?
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Hantavirus
Hantavirus adalah kelompok virus yang dibawa oleh hewan pengerat, terutama tikus. Penyakit ini biasa disebut dengan hantavirus cardiopulmonary syndrome. Infeksi hantavirus dapat menyebabkan dua penyakit utama pada manusia, antara lain:
- Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS): gangguan pernapasan berat dengan gejala awal mirip flu.
- Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS): demam berdarah dengan kerusakan ginjal.
Di Amerika, HPS lebih banyak dilaporkan, sedangkan di Asia, termasuk Indonesia, kasus HFRS pernah ditemukan meskipun jarang.
Penularan Hantavirus ke Manusia
Dikutip dari CDC dan Kemenkes RI, penularan hantavirus tidak terjadi langsung antar manusia, melainkan melalui:
1. Menghirup partikel virus di udara yang berasal dari urine, feses, atau air liur tikus yang sudah mengering. Misalnya saat membersihkan gudang, rumah kosong, atau area dengan infestasi tikus.
2. Kontak langsung dengan urine, feses, atau air liur tikus, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata.
3. Gigitan tikus, meskipun jarang terjadi.
4. Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi hantavirus.
Gejala Infeksi Hantavirus
Gejala awal biasanya muncul 1-8 minggu setelah terpapar, meliputi:

- Demam tinggi, menggigil
- Sakit kepala hebat
- Nyeri otot, terutama di punggung, pinggul, dan bahu
- Mual, muntah, diare
- Kelelahan ekstrem
Jika berkembang menjadi HPS, gejala bisa memburuk dalam hitungan hari menjadi:
- Batuk kering
- Sesak napas berat akibat paru-paru terisi cairan
- Penurunan tekanan darah yang mengancam nyawa
Cara Mencegahnya
Kementerian Kesehatan RI menyarankan langkah pencegahan berikut:
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bebas tikus.
- Menutup makanan dan minuman agar tidak terkontaminasi.
- Menggunakan masker dan sarung tangan saat membersihkan area yang kemungkinan tercemar tikus.
- Menutup celah di rumah yang bisa menjadi jalan masuk tikus.
- Mengelola sampah dengan benar dan menyimpannya dalam wadah tertutup.
Penanganan Medis
Hingga saat ini belum ada obat khusus atau vaksin untuk hantavirus. Penanganan difokuskan pada perawatan suportif di rumah sakit, termasuk bantuan oksigen dan ventilator jika pasien mengalami gangguan pernapasan berat.
Hantavirus menular dari tikus ke manusia melalui kontak dengan urine, feses, atau air liur tikus yang terkontaminasi. Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan tikus. Jika Anda mengalami gejala mencurigakan setelah terpapar tikus, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.
Referensi
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7989463/kemenkes-bagikan-cara-cegah-virus-hanta-yang-ramai-muncul-di-bandung
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513243/
https://www.cdc.gov/hantavirus/about/index.html
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hantavirus-pulmonary-syndrome/symptoms-causes/syc-20351838
