Gaya Hidup Minim Gerak: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung

Gaya hidup minum gerak atau sedentari sangatlah melekat dengan era digital saat ini karena gaya hidup ini ditandai dengan aktivitas yang membutuhkan sedikit energi. Gaya hidup minim gerak dapat membuat metabolisme tubuh melambat sehingga kadar kalori lebih mudah menumpuk dan memicu obesitas.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut

Pengertian Gaya Hidup Minim Gerak

Gaya hidup sedentari adalah kebiasaan dengan aktivitas fisik yang sangat minim, seperti, duduk lama di depan komputer, menonton TV berjam-jam, dan bermain gadget tanpa jeda. Kondisi ini umum terjadi di era digital dan berdampak buruk bagi metabolisme tubuh dan kesehatan jantung.

Bahaya Gaya Hidup Sedentari

Gaya hidup sedentari yang minim gerak dapat membuat metabolisme tubuh melambat sehingga kadar kalori lebih mudah menumpuk dan memicu obesitas. Selain itu, duduk terlalu lama juga meningkatkan risiko hipertensi, kadar kolesterol tinggi, serta resistensi insulin yang dapat berujung pada diabetes. Semua faktor ini secara tidak langsung memperbesar risiko seseorang mengalami penyakit jantung koroner.

Cara Mengimbangi Gaya Hidup Sedentari

Untuk mengimbangi bahaya yang disebabkan oleh gaya hidup sedentari, Anda dapat melakukan beberapa langkah, seperti:

Batasi screen time harian
Aktivitas fisik ringan setiap 30–60 menit, seperti stretching atau berjalan singkat
Pola makan sehat dan tidur cukup
Gunakan gadget secara lebih bijak dan atur waktu istirahat.

Cara Mengatasi Bahaya Gaya Hidup Sedentari

Selain mengimbangi dengan beberapa hal di atas, Anda juga dapat mengatasi bahaya gaya hidup sedentari dengan melakukan beberapa cara sebagai berikut:

Konsumsi Makanan Seimbang: perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayur, pilih protein sehat dan karbohidrat kompleks, serta hindari lemak jenuh.
Manajemen Stres: latihan pernapasan dan melakukan aktivitas fisik yang ringan untuk melepaskan hormon endorfin yang membuat suasana hati membaik.
Istirahat dan Olahraga yang Cukup: tidur yang cukup sekitar 7-8 jam sehari dan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, dan yoga dapat membantu Anda tetap bugar dan sehat di tengah kesibukan bekerja di depan komputer.
Kurangi Penggunaan Garam: WHO menyarankan penggunaan garam maksimal 5 gram sehari atau satu sendok teh. Penggunaan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi yang diperparah dengan kurangnya aktivitas fisik.

Saat ini, mengurangi penggunaan garam adalah salah satu langkah tepat yang dapat dilakukan dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga. Anda tidak perlu khawatir, mengurangi penggunaan garam tidak akan mengurangi cita rasa masakan yang disajikan dan tidak akan mengubah rasa dari masakan.

Solusi praktis Masako® Light: Bumbu kaldu dengan 25% lebih rendah garam, rasa tetap gurih dan lezat, cocok untuk masakan lebih sehat dan tekan risiko hipertensi. Menghasilkan kaldu yang lezat dengan rasa asin yang lebih ringan dan rasa gurih yang pas, namun tetap memberikan rasa enak yang sama. Dengan begitu, Anda tetap bisa menikmati masakan favorit keluarga tanpa khawatir asupan garam berlebihan yang dapat berisiko membahayakan kesehatan jantung.

Gaya hidup sedentari memang tidak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi dengan mengatur pola makan, istirahat dan olahraga yang cukup, serta mengurangi penggunaan garam, risiko penyakit jantung dapat dihindari

Apabila Anda mengalami mengalami keluhan yang lebih serius, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.

Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.