Insomnia pada anak adalah salah satu kendala yang sering dirasakan oleh pada orang tua. Insomnia ini dapat menyebabkan anak sulit untuk tidur dan bahkan terjaga sepanjang malam. Masalah tidur ini dapat berdampak terhadap aktivitas anak di siang hari. 

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut. 

Penyebab Insomnia pada Anak

Penelitian menunjukkan bahwa masalah tidur dapat berdampak buruk pada aktivitas di siang hari, termasuk kesulitan memperhatikan, rasa kantuk dan kelelahan yang berlebihan, masalah perilaku seperti hiperaktif dan pengendalian impuls yang buruk, serta kesulitan mengatur emosi. 

Insomnia pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Gangguan Tidur Lainnya

Anak dengan gangguan tidur, seperti apnea, akan kesulitan untuk merasakan kantuk di malam hari. Kekurangan tidur dapat menyebabkan anak kehilangan konsentrasi di siang hari. 

2. Kecemasan atau Stres

Rasa cemas atau stres cenderung membuat anak tidak dapat tidur dan merasa segar sepanjang malam. Anak-anak dengan gangguan kecemasan akan merasa takut dan enggan untuk tidur di malam hari. Kondisi ini dapat juga berkaitan dengan kesehatan mental dan kondisi medis, seperti asma, depresi, ADHD, dan autisme. 

3. Penggunaan Obat-obatan Tertentu dan Kafein

Konsumsi obat seperti steroid atau antidepresan dapat menyebabkan anak sulit untuk tidur lelap. Selain itu, konsumsi kafein, yang didapatkan dari minuman bersoda juga dapat membuat anak terjaga sepanjang malam. 

Gejala Insomnia pada Anak

Insomnia pada anak dapat dimulai kapan saja, dari masa bayi hingga remaja, dan dalam beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah jangka panjang. Gejalanya dapat dirasakan di malam dan siang hari, meliputi:

1. Kesulitan untuk Tidur di Malam Hari

Gangguan insomnia pada anak menyebabkan ia kesulitan untuk tidur walaupun sudah berada di tempat tidur dan memasuki waktu tidur. Meskipun Anda sudah mematikan lampu atau membacakan cerita, mereka akan tetap merasa terjaga sepanjang malam. 

2. Sering Terbangun dari Tidur

Anak dengan gangguan tidur biasanya lebih mudah terbangun di malam hari karena kualitas tidurnya yang tidak baik. Di beberapa kasus mereka juga kemungkinan mengalami sleep walking. 

3. Rasa Kantuk yang Berlebihan di Siang Hari

Pola tidur yang tidak teratur dan jam tidur yang kurang menyebabkan anak merasakan kantuk yang berlebihan di siang hari. Hal ini berdampak pada konsentrasi dan kemampuan untuk berpikir. Apabila tidak ditangani secara serius dapat menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan perilaku seperti ADHD. 

4. Bangun Lebih Awal di Pagi Hari

Anak dengan gangguan tidur cenderung bangun lebih awal di pagi hari karena mereka tidak dapat tidur dengan pulas. Meskipun bangun lebih awal, mereka akan merasakan kantuk dan lemas di pagi hari. Bahkan di beberapa kasus mereka lebih susah dibangunkan di pagi hari. 

Untuk mengatasi gangguan tidur ini diperlukan peran dari orang tua untuk memastikan anak tidur dengan nyenyak. Anda bisa menemani mereka hingga tertidur atau bahkan membacakan cerita sebelum tidur. Apabila anak Anda mengalami gangguan tidur, sebaiknya Anda dapat segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter untuk mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, Anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.

Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental Anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu Anda untuk sembuh.

Referensi:

https://www.childrens.com/specialties-services/conditions/difficulty-in-falling-asleep-or-staying-asleep 

https://www.childrenshospital.org/conditions/insomnia 

https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep/sleep-disorders-in-children